Minggu, 24 Mei 2009

awar perdana ku....



wow....
makasih yah buat TIVAZONE yang udah ngajakin Tasyakuran dan ngasih Awardnya....
semoga amal kebaikan anda diterima ama Allah SWT....
Amien.....


Jumat, 22 Mei 2009

bumi di masa depan

Masa Depan Bumi

Pernahkah manusia menyadari bahwa bumi ini tak lebih dari serpihan debu, bahkan lebih kecil?
Bila seseorang melihat mikroba yang ukuranya sangat kecil melalui mikroskop, kurang lebih seperti itulah bumi di alam semesta ini. Analogi seperti ini memperlihatkan betapa tak berdayanya manusia seperti mikroba yang tidak artinya bagi manusia. Luar biasa bukan? Bahkan alam semesta ini bagaikan sebuah gedung konser yang sangat besar ukuranya, lalu ada triliunan bola kasti yang memenuhi ruangan tersebut dengan memberikan jarak satu sama lain. Bola-bola kasti itu seperti galaksi-galaksi. Matahari merupakan bagian dari salah satu 'bola kasti' tersebut, bagian sangat kecil sehingga hanya seolah-olah hanya dapat diamati melalui mikroskop. Bumi jauh lebih kecil dari matahari. Bisakah manusia membayangkan hal tersebut? Kita tidak perlu membahas sampai seberapa kecil manusia dibandingkan bumi ini.
Kini teknologi yang tercanggih 'hanya' mampu membawa manusia ke Mars dalam jangka waktu yang lama. Bahkan untuk keluar dari sistem tata surya ini saja, manusia membutuhkan puluhan tahun. Berapakah usia bumi ini? Bila dihitung dari saat matahari meledak, masi ada jutaan tahun. Namun bila dilihat dari tingkah laku manusia sekarang yang tidak begitu peduli pada lingkungan, maka bisa disimpulkan usia bumi kurang dari itu. Karena tanpa ozon apakah manusia mampu bertahan lama? Tentu saja tidak, karena tidak lagi ada pelindung bagi mahluk hidup di bumi.
Kalaupun ada cara untuk menyelamatkan mahluk hidup di bumi, salah satunya adalah manusia dapat menemukan sebuah kendaraan yang berkecepatan cahaya. Itu bukan akan menjadi sebuah penemuan yang luar biasa, akan tetapi itu hanyalah sebuah awal dari perkembangan yang lebih penting. Kecepatan cahaya memang luar biasa kurang lebih 300,000 km/detik. Akan tetapi lihat dalam lingkup yang lebih kecil, yaitu galaksi bima sakti ini. Manusia setidaknya harus dapat menemukan sebuah planet yang kurang lebih sama seperti bumi, sehingga kehidupan dapat terus berlangsung. Yang menjadi masalah adalah berapakah jarak andai kata planet yang ditemukan itu dari bumi ini? Tentunya akan berjarak beberapa tahun cahaya dari bumi. Satu tahun cahaya adalah jarak yang dibutuhkan cahaya untuk menempuh suatu jarak dalam satu tahun. Bila demikian, mampukah manusia dengan kecepatan cahaya menemukan sebuah planet yang dapat dihuni? Itulah pertanyaan yang harus dijawab setelah manusia menemukan kendaraan berkecepatan cahaya. Manusia bumi tidaklah melihat sesuatu yang lebih besar ukuranya seperti mencapai galaksi lain, karena memang meneruskan kehidupan manusia bumi lebih penting daripada itu. Dalam galaksi bima sakti ini, terdapat triliunan bintang seperti matahari. Dari sekian banyak bintang serta tata suryanya itu, pastilah ada minimal satu planet yang bisa dihuni seperti bumi ini. Karena bila melihat dari jumlah sistem tata surya yang ada di galaksi bima sakti ini, pastilah ada minimal satu planet yang layak dihuni. Kita tidak perlu memikirkan bagaimana kita dapat terbang mengitari galaksi bima sakti ini karena bisa dikatakan untuk saat ini masih mustahil sebab diameter dari galaksi bima sakti ini saja diperkirakan jutaan tahun cahaya. Bisakah manusia membayangkan betapa sangat kecilnya bumi walaupun sudah dapat menempuh kecepatan cahaya? Jawaban itu bisa kita jawab sendiri.
Adakah kecepatan yang lebih cepat daripada kecepatan cahaya? Tentunya saat ini jawabanya adalah tidak karena menurut Postulat Einstein tidak ada kecepatan yang lebih cepat dari kecepatan cahaya. Namun kalau dibatasi seperti itu manusia akan sangat sulit sekali survive dari areanya yang sangat kecil ini. Itu adalah pertanyaan sesudah manusia menemukan kecepatan cahaya.
Bila kita melihat dari dunia yang seperti sekarang ini, rakus akan kekuasaan, ingin menang sendiri. Seharusnya mereka sadar bahwa kesombongan tak ada artinya di alam semesta yang begitu luas ini. Mereka seharusnya bersatu untuk menemukan jalan keluar dari masalah dunia ini, yang sangat jauh lebih besar daripada sekedar masalah ekonomi atau politik, karena masalah sosial di dunia adalah sesuatu yang kontinu atau yang tidak ada habisnya atau yang akan terus berlangsung. Namun satu hal ini adalah sebuah titik akhir bagi bumi bila manusia tidak dapat menyelamatkanya. Waktu terus bergerak dari hari ke hari menuju game over. Apabila manusia hanya peduli pada dirinya sendiri, beberapa generasi yang akan datang akan semakin menderita apalagi yang harus menyaksikan akhir dari bumi ini. Percayakah manusia pada Tuhan? Percayalah, karena Tuhan-lah yang telah memberikan solusi pada manusia bumi untuk melanjutkan kehidupanya di planet lain.



;;

Template by:
Free Blog Templates